
Inovatips – Trina Fizzanty, Kepala Pusat Riset Pendidikan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menekankan bahwa penjurusan di tingkat pendidikan menengah memiliki peran krusial dalam mempersiapkan siswa untuk memilih jalur pendidikan tinggi yang tepat. Menurutnya, penjurusan ini tidak hanya berfungsi untuk mematangkan pengetahuan siswa, tetapi juga membantu mereka menjadi lebih spesialis dalam bidang tertentu.
Trina menjelaskan bahwa penjurusan pada tingkat menengah memiliki peran penting untuk mengarahkan para siswa ke jalur yang sesuai dengan minat dan potensi mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka siap mengikuti pendidikan tinggi yang lebih terfokus pada bidang keahlian yang lebih spesifik. Penjurusan di sekolah menengah ini, menurut Trina, dapat membantu siswa memperdalam bidang yang mereka minati, sehingga penguasaan materi dan keterampilan akan semakin terasah.
Selain itu, Trina menegaskan bahwa keberhasilan penjurusan di pendidikan menengah sangat bergantung pada kualitas implementasi di lapangan. Jika diterapkan dengan baik, penjurusan dapat memberikan dampak positif pada perkembangan akademik siswa. Oleh karena itu, Trina mengingatkan pentingnya kerjasama antara semua pihak yang terlibat dalam pendidikan untuk memastikan bahwa penjurusan ini dilakukan dengan cermat.
Dia juga menyoroti kaitan antara penjurusan dengan pelaksanaan tes kemampuan akademik (TKA), yang akan sangat menentukan mata pelajaran yang diujikan dalam seleksi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penjurusan yang jelas dan terstruktur akan memudahkan siswa dalam memilih mata pelajaran yang sesuai dengan jalur pendidikan yang akan mereka tempuh di perguruan tinggi. Trina menambahkan bahwa kebijakan penjurusan ini harus dirancang dengan fleksibilitas agar sesuai dengan perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan kompetensi lintas disiplin yang semakin meningkat.
Selain itu, Trina juga menekankan pentingnya konsistensi minat dan kesiapan akademik siswa sejak masa pendidikan di sekolah menengah atas (SMA). Menurutnya, siswa yang memiliki minat dan kemampuan yang sesuai dengan jurusannya akan lebih matang dalam menghadapi pendidikan lebih lanjut di perguruan tinggi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemangku kepentingan untuk mulai mengarahkan siswa ke jurusan yang sesuai dengan minat mereka sejak tingkat SMP atau sederajat.
Dalam upaya tersebut, Trina menyarankan agar kebijakan penjurusan tidak membatasi eksplorasi minat siswa ke luar jurusan utama seperti IPA, IPS, dan Bahasa. Mengingat keberagaman bakat dan minat siswa yang semakin kompleks di era digital, fleksibilitas dalam kebijakan pendidikan sangat penting agar siswa dapat menemukan bidang yang paling sesuai dengan potensi mereka.
Trina juga mengingatkan agar pemangku kepentingan tidak terlalu sering melakukan perubahan kebijakan pendidikan dalam waktu yang singkat. Terlalu banyak perubahan yang dilakukan secara tiba-tiba bisa menyebabkan kebingungan dan mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Namun, perubahan yang dilakukan dengan perencanaan matang dan responsif terhadap kebutuhan zaman masih dapat diterima, asal tidak mengganggu stabilitas sistem pendidikan secara keseluruhan. Keseimbangan antara inovasi dan stabilitas diperlukan untuk memastikan kelancaran implementasi kebijakan pendidikan.
Menanggapi hal ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengaktifkan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa pada jenjang SMA, sejalan dengan pelaksanaan tes kemampuan akademik (TKA). Menurutnya, dengan adanya TKA berbasis mata pelajaran, siswa akan lebih mudah memilih jalur pendidikan tinggi yang sesuai. Penjurusan ini akan memungkinkan para siswa untuk lebih fokus dalam persiapan ujian TKA, yang nantinya akan menjadi salah satu pertimbangan dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi.
Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa ujicoba penerapan TKA di kalangan siswa kelas 12 SMA akan dimulai pada November tahun ini. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam memilih mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan yang mereka pilih. Dengan pengaktifan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa, diharapkan akan semakin memudahkan siswa dalam menentukan arah studi mereka di perguruan tinggi.
Penerapan kebijakan penjurusan ini juga dianggap akan membawa dampak positif bagi pendidikan di Indonesia. Dengan adanya penjurusan yang jelas di tingkat SMA, siswa akan lebih siap untuk menempuh pendidikan tinggi sesuai dengan minat dan kemampuannya. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, penting bagi sistem pendidikan Indonesia untuk beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin berfokus pada spesialisasi di berbagai bidang.